TIPS MENJAGA HATI
Terdapat lima prinsip dasar (ushul
khamsah) atau alasan kenapa kita harus menjaga hati, dalam pandangan Imam
al-Ghazali, di antaranya:
1.
Karena Allah mengetahui
tiap bisikan, ucapan, kebenaran maupun kepalsuan yang kita simpan dalam dada.
Sebagaimana firmanNya:
..إنه عليم بذات الصدور.
“Sesungguhnya,
Dia Mahamengetahui apa yang dalam hati”
Di ayat yang berbeda
..والله يعلم ما فى قلوبكم
“Dan
Allah mengetahui apa-apa yang terdapat dalam hati kalian”
2.
Tersebut dalam sebuah
hadits bahwa,
إن الله لاينظر
الى صوركم وأبشاركم وإنما ينظر الى قلوبكم
“Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk dan materi kalian.
Sesungguh, yang dilihat olehnya adalah hati kalian”
Dengan
demikian, maka hati adalah objek yang diniliai oleh Tuhan. Sebab itu, sungguh
mengherankan jika ada yang mencari kemulian hanya dari sesuatu yang meteriil
dengan meninggalkan sama sekali hati (baca: spiritualitas) dan aspek-aspek
batin dalam dirinya.
3. Hati adalah raja (mulk mutha’) atau pemimpin (ra’is
muttaba’), sedangkan seluruh anggota tubuh (al-a’dha`) adalah
pengikutnya. Sebab itu, jika pemimpinnya baik, pun demikian dengan pengikutnya.
Dalam hal ini maka sangat relevanlah jika Nabi Saw pernah bersabda:
إن
فى الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله وإذا فسدت فسد الجسد كله ألا وهي القلب
“ Sesungguhnya dalam fisik manusia terdapat segumpal darah,
jika ia baik maka seluruhnya akan baik. Sebaliknya, jika ia buruk maka
seluruhnya akan buruk. Ingatlah, bahwa segumpal darah tersebut adalah hati”
4. Sebab hati adalah perbendaharaan (khizanah) dari setiap
esensi istimewa (jauhar nafiis) dalam diri manusia. Bahkan akal, ma’rifatullah
(pengetahuan tentang Tuhan)—yang menjadi penyebab kebahagian dunia-akhirat—dan
bashirah (eye of heart) ada di dalamnya. Selain itu, niat tulus yang
menjadi landasan ibadah, berbagai macam pengetahuan, kebijaksanaan, akhlak
mulia dan hal-hal positif lainnya.
5. Karena hati memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh anggota
fisik manusia lainnya. Keunggulan yang pertama, hati adalah tempat ilham
dan—sekaligus—bisikan negatif. Ilham adalah ajakan baik dari malaikan sedangkan
rayuan negatif dimotori oleh setan dkk. Kedua, hati memiliki kesibukan
lebih banyak dibanding anggota badan lainnya, karena ia menjadi medan
pertarungan antara dua pasukan: akal dengan prajuritnya dan hawa nafsu dengan
bala tentaranya. Ketiga, hati memiliki intensitas hasrat (‘awaridh)
yang berjuta ragam dan tak terbendung. Berbeda halnya dengan mata, meski ia
bisa memiliki kemampuan melihat banyak hal, namun cukup mengatupkan kelopak
mata dan objek yang akan dilihat akan segera lenyap dalam pandangan. Begitu
juga dengan lidah, saat ia hendak menghamburkan kata-kata, bisa saja dicegah
dengan menutup bibir rapat-rapat dan tak satupun kata yang akan meloncat keluar
melewati bibir tersebut. Keempat, diagnosis hati lebih sulit dibanding
anggota tubuh lainnya. Sebab ia tidak tampak (ghaib), bahkan hampir tak
terasa bahwa kita memilikinya. Kita tidak memiliki alat ukur kesehatan yang
benar-benar mumpuni, sebagaimana yang dimiliki oleh anggota tubuh lainnya. Kelima,
hati sangat fluktuatif. Sehingga bisa dibenarkan pendapat yang menyatakan bahwa
penamaan hati (qalb) karena fluktuasinya (li taqallubihi).
Itulah lima prinsip yang menjadi
alasan bagi manusia untuk senantiasa menjaga dan memelihara hati yang
dimilikinya. Hati adalah anugerah, sebab ia merupakan salah satu bentuk cinta
kasih Tuhan kepada kita.
Semoga bermanfaat.
:: Kajian Minhaj al-‘Abidin, yang diampu oleh Ust. Ach. Dhafir Zuhri ::