EIDOS PLATO
Oleh: Maria Ulfa.
Pemikiran
filsafat Plato tentang dunia idea,kata idea atau eidos berasal
dari bahasa yunani yang berarti visi atau kontlempasi. Bagi Plato ,
ide-ide merupakan asal usul bagi segala sesuatu.
Bedanya
antara Socrates dengan Plato adalah ,Socrates tidak mengajar ,hanya berdialog saja
sedangkan Plato intensive mengajar hanya saja Plato tidak terlalu menentang
adanya mitologi karna menurut nya mitos bisa keluar dari mulut orang yang suka
bercerita dan biasanya orang yang suka bercerita suka mengada-ngada membuat
crita atau kisah yang sebenernya tidak ada, kadang juga adanya mitos itu di
munculkan oleh para orang tua untuk menakut-nakuti anak mereka supaya tidak
nakal. Tapi inti filsafat Plato adalah ide, baginya ide tidak di ciptakan dari
pemikiran justru pemikiran lah yang tergantung pada ide-ide.
Pemikiran
filsafat Plato adalah gagasannya mengenai dunia ide-ide. Dunia ide-ide ini di
kembangkan dari pemikiran gurunya Socrates sebagaimana telah di jelaskan
Socrates memiliki definisi-definisi yang di peroleh melalui metode induksi. Plato
membawa jauh definisi itu ke alam ide-ide sehubungan dengan itu, ide-ide plato
tidak tegantung pada pemikiran. Ide-ide tersebut juga tidak tergantung pada
hal-hal yang nyata dan dapat diindra. Sebaliknya, pemikiran dan hal-hal yang
dapat diindra tergantung kepada ide-ide. Jika ide-ide tidak ada, maka pemikiran
dan hal-hal yang dapat diindra tidak akan pernah ada. di sini terlihat
bagaimana Plato mengembangkan definisi yang ditemukan gurunya, Socrates. dari
sini pula, perbedaan definisi Socrates dengan ide-ide Plato tampak nyata. Bagi
Plato, definisi ditemukan karena adanya dunia ide-ide.
Untuk
mengetahui adanya dunia ide-ide, kita bisa mengambil contoh dari ilmu pasti
misalnya mengenai segitiga yang sebenarnya ada di dalam dunia ide kita bisa
buktikan dengan menggambar segitiga , segitiga yang kita gambar itu tiruan dari
segitiga yang ada di dalam dinia ide kita, sebab banyak orang yang menggambar segitiga
tapi dalam bentuk tidak sama ada yang lebih besar ada yang lebih
kecil hal ini membuktikan bahawa segitiga yang sebenernya ada di dalam dunia
ide. Jika masih belum percaya, cobalah segitiga yang anda gambar di hapus, setelah
anda menghapusnya tentu anda bisa menggambar segitiga lagi, hal ini terjadi
karna segi tiga ada di dalam duni ide yang abadi. ini juga menjadi bukti bahwa
yang nyata tergantung pada dunia ide. Bagi
Plato ,segala yang tampak nyata dapat menjadi contoh adanya dunia ide-ide yang
abadi.
Untuk
lebih mengerti dunia idea Plato ada sebuah kisah yang cukup terkenal untuk
memahami dunia idea Plato yakni tentang analogi gua ,di mana manusia di
bandingkan seperti orang-orang tahanan yang sejak lahirnya terkurung dan
terbelenggu di dalam gua. Di belakang mereka ada api yang menyala ,sementara
mereka hanya dapat menghadap ke dinding gua. Beberapa budak belian berjalan
–jalan di depan api itu sambil memikul bermacam-macam benda .hal itu
mengakibatkan bermacam-macam bayangan yang jatuh pada dinding gua. Karena
orang-orang tahanan itu tidak dapat melihat ke belakang mereka hanya
menyaksikan bayangan, dan bayangan itu di sangka mereka sebagai realitas yang
sebenarnya dan tidak ada lagi realitas yang lain. Namun , setelah beberapa
waktu, seseorang tahanan di lepaskan. Ia melihat di belakang mereka, yaitu di
mulut gua,ada api yang menyala.
Ia mulai memperkirakan bahwa bayangan-bayangan
yang di saksikan mereka tadi bukanlah realitas yang sebenernya.lalu,ia diantar
ke luar gua, dan ia melihat matahari yang menyilaukan matanya. Mula-mula, ia
berpikir bahwa ia sudah meninggalkan realitas. akan tetapi, berangsur-angsur ia
pun menginsafi bahwa justru itulah realitas yang sebenarnya dan ia menyadari
bahwa dulu ia belum pernah menyaksikannya. Lalu, ia ke dalam gua , ya, ke
tempat kawan-kawannya yang masih di ikat di situ. Ia bercerita kepada
kawan-kawannya bahwa yang di lihat mereka pada dinding gua itu bukanlah
realitas yang sebenarnya melainkan hanyalah bayangan. Namun kawan-kawannya itu
tidak mempercayai perkataannya, dan seandainya mereka tidak terbelenggu, pasti
mereka akan membunuh siapa saja yang mencoba melepaskan mereka dari belenggu.
Menurut
Plato, dalam dunia ide-ide terdapat hierarki. Dan puncak segala ide ialah ide
‘’yang baik’’ ide yang baik ini ibarat matahari yang menjadi penerang segala
sesuatu. Misalnya, dengan cahaya matahari kita bisa mnelihat dan mengenali
segala sesuatu. Demikian juga ide ‘’yang baik ‘’ merupakan sebab pengetahuan
dan kebenaran oleh karna itu ide ‘’yang baik’’ berada di tempat yang paling
tinggi dan paling indah daripada ide-ide yang lain.