Membedah Sistem Ekonomi Kapitalis
Oleh: Heri ZanQy.
Para perusak ekonomi (economic hitman), mengatur dunia dengan membangun sebuah kerajaan global bernama sistem ekonomi kapitalis. Senantiasa menjadikan negara-negara yang memiliki sumber daya alam melimpah menjadi target, dengan menawarkan sebuah perusahaan berbasis pertambangan, yang dimodali oleh World Bank dengan mengikat kerja sama yang endingnya pasti kembali kepada World Bank beserta bunga-bunganya yang memberatkan negara penghutang.
Dengan hutang yang semakin lama semakin bertambah menjadikan negara tersebut menjadi miskin secara ekonomi, walaupun secara visual infrastrukturnya terbangun mewah. Dengan adanya bangunan pencakar langit beserta perusahaan dan industry semacamnya, memuntahkan limbah pabrik yang berubah menjadi jamur penyakit. Sehingga kerajaan global datang lagi dengan menawarkan sebuah sistem kesehatan, asuransi dan sejenisnya yang semakin mencekik rakyat kecil, alih-alih mendapakatka kesehatan malah jumlah orang sakit semakin meledak. Sehingga bermuara kepada kemiskinan dan penindasan yang menyebabkan adanya perlawanan dari segi lain bermunculah teroris dn sebagainya. Lalu PBB datang untuk memberangus teroris , disini tidak lain adalah campur tangan kerajaan global dengan kekuatan militernya untuk mempertahankan kekuasaannya.
Slogan yang selalu diteriakkan oleh kapitalisme adalah kemajuan, pertumbuhan, kemakmuran, dan kebebasan dalam ekonomi. Namun, sebaliknya krisis, keserakahan, korupsi, dan penjajahan selalu mewarnai proses atau aktualisasi kapitalisme itu sendiri. Jauh daripada itu kekejaman para kapitalis yang berimplikasi pada krisis global yang terjadi di beberapa negara. Misal, krisis pada tahun 1998 yang terjadi di Indonesia sangat krusial yang berdampak pada runtuhnya perekonomian kita sehingga pengusaha menarik finansialnya dari bank dan Karena bunga bank semakin rendah hal itu juga terjadi di Amerika pada tahun 2008 yang terkenal dengan credit crunch. Di negara lain, Bagian Eropa seperti Yunani, Spanyol dan Itali terdampak krisis utang pada tahun 2011 .
Solusinya sementara adalah suatu negara harus independen dari World Bank seperti Iran. Dan meminimalisir impor barang.
Untuk mengkuliti sistem ekonomi kapitali dam memperjelas letak kekeliruan yang sangat vital dari sestem ekonomi kapitalis? Adalah Karl Marx yang menelanjangi sistem tersebut dengan teori-teorinya yang salah satunya mengekploitasi jam kerja para buruh.
Mula-mula kita beranjak dari bagaimana suatu barang tersebut bisa dikatakan bernilai? Suatu barang bisa dikatakan bernilai jika diproduksi, dipertukarkan, didistribusikan dan dikonsumsi. Pada awalnya salah satu pakar ekonomi berpendapat bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh kegunaannya tetapi menurut Marx kenyataannya air di danau walaupun berguna faktanya tidak berharga. Ekonom yang lain bertolak dari kelangkaan suatu barang seperti emas, tetapi menurunya emas bukan barang yang primer, tanpa itu manusia bisa melangsungkan hidupnya.
Lantas, apa tawaran Marx dalam konteks ini, ia mendudukan nilai suatu barang terletak pada proses produksinya. Kenapa bisa demikian? Karana di dalam waktu kerja terdapat embodiet labour (kerja yang menubuh). Tetapi waktu kerja di atas bukan waktu kerja individu tetapi waktu kerja sosial. Jauh dari pada itu barang yang diproduksi memiliki use value (nilai guna) yang dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia, nilai guna berbeda yang disebabkan oleh kualitas suatu barang maka fungsinya juga berbeda.
Selanjutnya karena memiliki exchange value (nilai tukar) munculnya karena bersifat sosial, ada orang yang membutuhkan lalu barang itu bisa dipertukarkan. Tidak berhenti disitu, barang itu bisa dipertukarkan Karena adanya kesetaraan nilai seperti satu jas berharga seratus ribu dengan dua sepatu seharga seratus ribu, maka disitulah ada kesetaraan nilai. Dan satu jas tersebut bisa setara dengan nilai lima buku dan lain-lain. Maka, Marx menyebutnya jas tersebut dengan pengukur konstan, sepatu dan buku disebut pengukur relatife olehnya.
Jadi, produksi yang menghasilkan komoditas dan include di dalamnya unsur kerja dan dipertukarkan. Pertanyaan yang datang kemudian adalah bagaimana komoditas itu berlaku? Adam Smith mengatakan tanah, sewa, provit (keuntungan). Selanjutnya William Petty angkat bicara bahwa komoditas itu berlaku jika ada unsur tanah dan sewa. Tetapi Marx dalam episentrum ini memuntahkan analisisnya bahwa faktor penyokong untuk menyatakan komoditas itu dapat dikatakan berlaku apabila ada unsur tanah, sewa, gedung, peralatan sebagai kapital konstan ditambah pekerja atau buruh yang menjadi kapital variabel sehingga menghasilkan surplus value (nilai lebih).
|
Kalau dirumuskan sebagai berikut;
Untuk menghirup lebih dalam aroma sitem ekonomi kapitalis mari kita ilustrasikan, jika para buruh bekerja selama 8 jam mendapatkan upah 100.000 padahal upah segitu bisa ia dapatkan dalam waktu 4 jam saja. Maka kelebihan jam kerja tersebut Marx menamakan surplus value. Maka, kritik Marx terletak pada segi waktu dan nilai suatu barang.
kemudian pertanyaan apakah sistem ekonomi kapitalis salah? Menurut penulis sendiri tidak, kesalahan terletak bukan pada pengambilan upah tapi seberapa banyak provit itu diambil, Mustahil bussinis tanpa merauk royalty. Menurut saya, keuntungan tidak boleh lebih dari 50%, kemudian tidak layak jika di ambil 100% karena pemodal tidak menghasilkan komoditas.