"Sebuah Konsorsium Para Filsuf Amatir"

Sabtu, 13 Januari 2018

ANTARA ESENSI DAN AKSIDEN


Oleh: Adnan Faqih.


                Kata esensi berasal dari bahasa Latin essentia, dari esse (ada). Esensi adalah apa yang membuat sesuatu menjadi apa adanya, sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) esensi adalah hakikat, inti, atau hal yang pokok. Contoh sederhana, esensi dari sebuah rokok sehingga bisa dikatakan "rokok” adalah dengan adanya kertas dan tembakau, jadi esensi dari rokok adalah kertas dan tembakau, adapun cengkeh, gabus dan yang lain hanya tambahan saja.
                Lain lagi  dengan aksiden, dalam bahasa Inggris accident berasal dari bahasa Latin accidens yang berasal dari kata kerja accidere : ad (pada) dan cidere (jatuh). 


Secara harfiah aksiden berarti sesuatu yang jatuh pada yang lain, atau (agar lebih mudah) aksiden bisa juga di artikan sebagai sifat. Contoh sederhana, telah disebutkan di atas bahwa kertas dan tembakau merupakan esensi dari rokok, adapun aksidennya adalah bentu katu warnanya seperti berbentuk tabung dan sedikit panjang serta (kadang) berwarna putih dan ada sedikit tulisan. Bisakah rokok dikatakan ”rokok” jika hanya terdiri dari cengkeh dan kertas saja? Atau terdiri dari kertas dan gabus saja? Atau gabus dan cengkeh saja? Tentu tidak bisa, tetapi rokok sudah bisa kitakatakan ”rokok” jika sudah terdiri dari kertas dan tembakau, hal ini mengindikasikan bahwa yang paling esensi dari rokok adalah kertas dan tembakau saja sedangkan yang lainnya hanyalah tambahan dan aksiden.
                Dari dua pemahaman di atas manakah yang lebih penting antara esensi dan aksiden? Mari kita uji! Bisakah rokok memiliki bentuk tanpa adanya tembakau yang di gulung oleh kertas? Tentu tidak bisa. Tetapi jika kita sudah memiliki tembaku dan kertas kemudian di linting maka dengan sendirinya akan memiliki bentuk serta warna yang terbapat pada kertas. Artinya, jika sudah ada esensi maka dengan sendirinya akan ada aksiden, tetapi tidak sebaliknya, aksiden tidak munkin ada tanpa adanya esensi. Hal ini mengindikasikan bahwa yang lebih penting antara esensi dan aksiden adalah esensi.
                Banyak orang mengaku dirinya sebagai orang Islam tetapi tidak menjalankan apa yang paling esensi dari Islam itu sendiri, apakah mereka bisa dikatakan sebagai muslim? Yang perlu diketahui adalah “Islam” merupakan aksiden, adapun esensinya adalah nilai-nilai yang terdapat dalam Islam itu sendiri. Kita tahu bahwa esensi dalam agama Islam adalah nilai-nilai yang terdapat dalam rukun Islam yakni mengucapkan dua kalimat syahadat, menegakkan sholat (wajib) 5 waktu, mengerjakan puasa, menunaikan zakat, dan melaksanakan ibadah haji. Tetapi setelah di analisis lagi yang paling esensi darirukun Islam hanya ada dua, yakni mengucapkan dua kalimat syahadat dan menegakkan sholat, karena dua hal ini tidak ada toleransi (untuk tidak mengerjakan).
Sedangkan rukun Islam yang lain seperti mengerjakan puasa masih ada toleransi, maksdunya seseorang yang terkena ‘udzur (halangan) diperbolehkan untuk tidak mengerjakan puasa tetapi tetap diwajibkan untuk menggantinya di lain waktu atau membayar fidyah, begitu juga dengan menunaikan zakat dan ibadah haji, seseorang tidak diwajibkan menunaikan zakat dan haji jika mereka tidak mampu seperti orang fakir atau miskin. Tetapi menegakkan sholat hukumnya wajib bagi setiap muslim yang baligh dan berakal. Bahkan dari wajibnya sholat tidak ada toleransi untuk tidak mengerjakan sholat. Tidak bisa sholat berdiri maka diperbolehkan untuk sholat duduk, tidak bisa sholat duduk maka diperbolehkan untuk sholat dalam posisi tidur(an) miring seperti jenazah yang akan dikuburkan dan seterusnya. Dari sini maka dapat disimpulkan bahwa yang paling esensi dalam Islam adalah syahadat dan sholat. Dalam pada itu orang yang sudah mengucapkan dua kalimat syahadat dan menegakkan sholat (yakni esensi dari Islam) maka dengan sendirinya mereka akan dipandang sebagai orang “Islam” (yakni aksiden setelah mengerjakan apa yang esensi dalam Islam). Lalu bagaimana orang yang mengaku “Islam” tetapi tidak mengerjakan apa yang esensi dalam Islam? Apakah mereka (bisa) dikatakan orang Islam?


والله أعـــــلم بالـــــصواب

                

Popular Posts

Blogroll

Blogger templates

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Social Profiles

TwitterFacebookGoogle PlusLinkedInEmail

Info

Lorem ipsum no has veniam elaboraret constituam, ne nibh posidonium vel.

Cari Blog Ini

Find Us On Facebook

Featured Video

Featured Video

About

   
WhatsApp Dp

Pages - Menu

Popular Posts