"Sebuah Konsorsium Para Filsuf Amatir"

Selasa, 30 Januari 2018

Potensi Ruhaniah Manusia



Oleh: M. Quraish Shihab

Tidak sedikit orang yang enggan mendengar, apalagi mempercayai, suatu peristiwa luar biasa atau suprarasional. Namun demikian, orang beriman sulit menolak peristiwa yang diberitakan oleh agamanya walaupun tidak sejalan dengan hukum alam. Bagaimana Nabi Isa a.s. lahir tanpa ayah, banyak yang tidak mengerti. Siti Maryam, sang Ibu Suci, pun bingung sehingga Allah melarangnya berbicara dan menugaskan bayinya untuk memberikan penjelasan (lihat. QS. Maryam: 26).
Kini, ada yang berkata bahwa peristiwa itu adalah perbuatan Tuhan yang kuasa membatalkan hukum alam, dan ada pula yang mengakuinya bahwa kejadian-kejadian semacam itu berada dalam batas hukum alam yang belum terungkap.

Alexis Carrel, peraih Nobel dalam bidang kedokteran, dalam bukunya, “Man the Unknown,” menulis tentang daya (potensi) manusia. Telepati, yakni daya untuk menyampaikan atau menangkap sesuatu kepada, atau dari, orang lain dari jarak jauh dan tanpa alat, dikenal dalam literature keagamaan serta dibuktikan oleh ilmuwan, walaupun diduga oleh sebagian orang hal itu berada di luar hukum alam. Menurut Carrel, hal itu dapat terjadi setiap tempat dan waktu, walaupun banyak ilmuwan meragukannya. Itu wajar, karena telepati jarang terjadi dan lebih-lebih lagi kadang telepati berada di celah tumpukan berbagai tumpukan berbagai kisah khayalan yang diciptakan oleh manusia.
“Ada aktivitas keagamaan” tulis Carrel, “yang dapat mengubah fungsi tubuh dan kelenjar-kelenjar. Kita dapat menyakiskan dalam berbagai situasi, antara lain, dalam shalat. Shalat adalah konsentrasi penuh menembus alam ini menuju totalitas wujud yang tidak terbatas. Ini bukan bidang nalar. Para filsuf dan ilmuwan pun sukar memahaminya. Hanya orang-orang yang jauh dari rayuan gemerlap dunia yang mudah merasakannya, semudah merasakan kehangatan mentari atau kasih sayang seorang teman. Shalat yang demikian akan melahirkan mukjizat. Di semua tempat dan waktu ada yang mengalami, melihat, dan mendengar adanya orang-orang yang pulih kesehatannya di tempat ibadah atau ketika berkunjung ke tempat suci. Sayang, keperkakasan sains sejak abad ke-19 telah menjadikannya terlupakan. Ada manusia yang mampu menyelami rahasia pikiran orang lain, merasakan peristiwa masa silam, bahkan melihat dari jarak dan masa yang sangat jauh, kemudian melukiskannya dengan terperinci. Ini memang jarang terjadi, tetapi pernah terjadi. Potensi ini ada pada banyak manusia, tapi tidak semua mampu mengembangkannya.”
Konon, ketika Sy. Umar r.a. berkhutbah di Madinah, dan tiba-tiba berteriak, “Ya Sariyah, al-Jabal” (Sariyah, naiklah ke gunung!). Sebab dilihatnya pasukan Sariyah yang ketika itu berada di Syria, sedang terkepung. Teriakan Sy. Umar didengar oleh pasukan Sariyah sehingga mereka bisa selamat. Semua agama memperkenalkan hal-hal suprarasional, tetapi tidak sedikit penganut agama yang memperluas wilayahnya, sehingga yang irrasional pun ikut mereka suburkan. Ini, antara lain, yang melahirkan penolakan segala informasi, kecuali yang rasional.

Apa yang saya maksudkan di sini bukan berarti saya berupaya menyuburkan hal-hal yang irrasional dan khurafat yang masih terdengar dalam khutbah dan ceramah kegamaan. Yang saya maksudkan tidak lain kecuali kecuali menundukkan persoalan bahwa dalam hidup ini ada hal-hal yang suprarasional dan ada pula potensi yang belum dikembangkan. Karena memang, manusia, seperti judul buku peraih 1912 itu, “Mahluk yang Belum Dikenal.” Dan yang paling tidak dikenal dan tidak dikembangkan adalah potensi ruhaniahnya.

Popular Posts

Blogroll

Blogger templates

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Social Profiles

TwitterFacebookGoogle PlusLinkedInEmail

Info

Lorem ipsum no has veniam elaboraret constituam, ne nibh posidonium vel.

Cari Blog Ini

Find Us On Facebook

Featured Video

Featured Video

About

   
WhatsApp Dp

Pages - Menu

Popular Posts