Hamka & Ajakan untuk kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah
Dalam buku Membahas Kemusykilan Agama yg berisikan kumpulan jawaban dari
pembaca majalah Panji Masyarakat, Buya Hamka menulis :
Saya pernah mendapat 2 surat teguran dari pelanggan Panjimas, yg menyatakan
kurang suka karena dalam menjawab pertanyaan2, saya selalu membawa pendapat
para ulama. Sebagai ulama modern katanya, Abuya harus tegas langsung kepada
Al-Qur'an dan Hadis saja.
Dengan ini saya menyatakan bahwa kalau ada orang yg bertanya kepada saya
tentang agama dan meminta jawaban yg tegas dari saya, tandanya dia percaya
bahwa saya seorang ulama tempat bertanya dan apa yg saya fatwakan akan
diikutinya yaitu fatwa saya yg berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis itu. Maka
heranlah saya dengan modernnya orang zaman sekarang tentang agama. Dia mau
percaya keterangan langsung dari Hamka tentang Al-Qur'an dan Al-Hadis yg
masanya sudah 14 abad jarak dg Nabi, tetapi dia tidak mau terima jika
diterangkan pendapat Imam Syafi'i, Imam Malik, Imam Hanafi, Imam Ahmad dan
Imam-imam yg lain, yg seluruh dunia sudah sepakat menerima dan mengakui
pendapat mereka sehingga mereka disebut Imam Mazhab.
Memang tak kenal maka tak sayang. Sehingga karena diajar sang guru supaya
jangan taklid kepada Ulama, mendengar pendapat ulama2 besar itu pun tidak mahu,
dengan tidak sadar mereka taqlid kepada ulama yg melarangnya itu.
(Ust. Mustamid Ibnu Umayyah)