BERPIKIR ALA ARISTOTELES
Oleh: Rahmawati
Aristoteles adalah
seorang filsuf Yunani yang sangat terkenal, hasil pemikirannya begitu beragam dalam
berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Dia murid dari plato dan guru dari
Alexander, dia hidup sekitar tahun 384–322
SM. Dia banyak menulis berbagai karangan di antaranya ialah prima kausa, metafisika,
fisika, retorika, politik, etnis, pemerintahan, puisi, biologi, zoologi dan
logika—yang akan dijelaskan lebi lanjut pada pembahasan ini.
Aristoteles sangat
berpengaruh terhadap perkembangan logika dan banyak orang yang menyebut dia
sebagai penemu atau pelopor logika hingga dia disebut sebagai bapak logika. Aristoteles
mengenalkan logika sebagai sebuah ilmu yang kemudian disebut logika. Dengan
ilmu logikanya, Aristoteles memungkinkan mampu mempersembahkan banyak
bidang ilmu. Dia bisa mengatur cara berpikir, merumuskan kaidah–kaidah dan
jenis–jenis nya yang kemudian menjadi dasar pemikiran di berbagai bidang ilmu.
Pada masa itu logika masih disebut
dengan analitika yang meneliti berbagai argumentasi yang berasal dari
proposisi yang benar. Selain itu logika waktu itu juga di sebut dialektika yang
meneliti argumentasi yang masih diragukan kebenarannya.
Logika
Aristoteles waktu itu membahas tentang silogisme, kateoris
dan prinsip identitas.
Silogisme
Silogisme adalah suatu bentuk memperoleh kesimpuan atau
konklusi yang diambil dari proposisi yang benar. Silogisme ini tidak untuk
menyusun argumentasi dalam perdebatan akan tetapi sebagai metode dasar dalam
pengembangan semua bidang ilmu pengetahuan.
Silogisme terdiri dari tiga proposisi yaitu: premis mayor,
premis minor, dan konklusi. Proposisi yang ketiga merupakan konklusi yang
ditarik dari proposisi yang pertama dengan bantuan proposisi yang kedua.
Proposisi yang ketiga disebut konklusi atau kesimpulan sedangkan proposisi
pertama dan kedua disebut premis. Silogisme Aristoteles sudah digunakan secara
umum dan sistematis.
Contoh:
Premis mayor: semua manusia akan mati
Premis minor: Alexander adalah manusia
Konklusi : Alexander akan mati
Kategoris
Kategoris adalah menguraikan tentang pengertian suatu yang
ada. ategoris terdiri dari:
Subtansi (contoh: dewi persik) Kuantitas
(seorang) Kualitas (penyanyi) Relasi (penyanyi solo)Tempat (di bandung) Waktu (kemarin malam) Kadaan
(ceria) Posesi (bersuara merdu ) Aksi (joget di atas
panggung) Pasifitas (di sorak
penonton)
Prinsip identitas
Prinsip identitas merupakan dasar dari semua pemikiran, artinya
pengakuan bahwa benda ini adalah benda ini bukan benda lain.
Pada prinsip pertama
dipastikan identitas obyek. Disimbolkan dengan A = A dan B = B maksudnya A
adalah A dan B adalah B. contoh :
lingkaran adalah lingkaran dan segi empat adalah segi empat.
Prinsip kedua, identitas tidak boleh
bertentangan. A ≠ B. lingkaran tidak sama dengan segi empat.
Pada prinsip ketiga,
identitas tidak boleh tumpang tindih. Apabila A = C maka B ≠ C. Apabila elips
adalah lingkaran, maka segi empat bukan elips.
Contoh penerapan prinsip itu :
Gambarlah bentuk lingkaran dan segi empat di kertas (prinsip pertama), kemudian
buatlah bentuk turunan dari kedua obyek tersebut sebanyak mungkin (prinsip
kedua). Untuk turunan lingkaran bisa elips dan bola sementara segi empat bisa
kubus dan balok. Semua turunan segi empat tidak akan masuk pada kategori
limgkaran (prinsip ketiga).
Logika Aristiteles ini menjadi
landasan berpikir kebudayaan barat yang kini mendominasi peradaban manusia. Sekali
menguasai prinsip ini, kita bisa berpikir jernihketika memahami persoalan di
berbagai bidangmulai matematika, filsafat, sastra, sampai musik.