"Sebuah Konsorsium Para Filsuf Amatir"

Rabu, 24 Januari 2018

BERPIKIR ALA ARISTOTELES

 Oleh: Rahmawati

            Aristoteles adalah seorang filsuf Yunani yang sangat terkenal, hasil pemikirannya begitu beragam dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Dia murid dari plato dan guru dari Alexander, dia  hidup sekitar tahun 384–322 SM. Dia banyak menulis berbagai karangan di antaranya ialah prima kausa, metafisika, fisika, retorika, politik, etnis, pemerintahan, puisi, biologi, zoologi dan logika—yang akan dijelaskan lebi lanjut pada pembahasan ini.
            Aristoteles sangat berpengaruh terhadap perkembangan logika dan banyak orang yang menyebut dia sebagai penemu atau pelopor logika hingga dia disebut sebagai bapak logika. Aristoteles mengenalkan logika sebagai sebuah ilmu yang kemudian disebut logika. Dengan ilmu logikanya, Aristoteles memungkinkan mampu mempersembahkan banyak bidang ilmu. Dia bisa mengatur cara berpikir, merumuskan kaidah–kaidah dan jenis–jenis nya yang kemudian menjadi dasar pemikiran di berbagai bidang ilmu.
            Pada masa itu logika masih disebut dengan analitika yang meneliti berbagai argumentasi yang berasal dari proposisi yang benar. Selain itu logika waktu itu juga di sebut dialektika yang meneliti argumentasi yang masih diragukan kebenarannya.


Logika Aristoteles waktu itu membahas tentang silogisme, kateoris dan prinsip identitas.

Silogisme
Silogisme adalah suatu bentuk memperoleh kesimpuan atau konklusi yang diambil dari proposisi yang benar. Silogisme ini tidak untuk menyusun argumentasi dalam perdebatan akan tetapi sebagai metode dasar dalam pengembangan semua bidang ilmu pengetahuan.
Silogisme terdiri dari tiga proposisi yaitu: premis mayor, premis minor, dan konklusi. Proposisi yang ketiga merupakan konklusi yang ditarik dari proposisi yang pertama dengan bantuan proposisi yang kedua. Proposisi yang ketiga disebut konklusi atau kesimpulan sedangkan proposisi pertama dan kedua disebut premis. Silogisme Aristoteles sudah digunakan secara umum dan sistematis.
Contoh:
Premis mayor: semua manusia akan mati
Premis minor: Alexander adalah manusia
Konklusi : Alexander akan mati

Kategoris
Kategoris adalah menguraikan tentang pengertian suatu yang ada. ategoris terdiri dari:
Subtansi (contoh: dewi persik) Kuantitas  (seorang) Kualitas  (penyanyi) Relasi  (penyanyi solo)Tempat  (di bandung) Waktu (kemarin malam) Kadaan  (ceria) Posesi  (bersuara merdu ) Aksi (joget di atas panggung) Pasifitas  (di sorak penonton)

Prinsip identitas
Prinsip identitas merupakan dasar dari semua pemikiran, artinya pengakuan bahwa benda ini adalah benda ini bukan benda lain.

Pada prinsip pertama dipastikan identitas obyek. Disimbolkan dengan A = A dan B = B maksudnya A adalah A dan  B adalah B. contoh : lingkaran adalah lingkaran dan segi empat adalah segi empat.
Prinsip kedua, identitas tidak boleh bertentangan. A ≠ B. lingkaran tidak sama dengan segi empat.
Pada prinsip ketiga, identitas tidak boleh tumpang tindih. Apabila A = C maka B ≠ C. Apabila elips adalah lingkaran, maka segi empat bukan elips.

Contoh penerapan prinsip itu : Gambarlah bentuk lingkaran dan segi empat di kertas (prinsip pertama), kemudian buatlah bentuk turunan dari kedua obyek tersebut sebanyak mungkin (prinsip kedua). Untuk turunan lingkaran bisa elips dan bola sementara segi empat bisa kubus dan balok. Semua turunan segi empat tidak akan masuk pada kategori limgkaran (prinsip ketiga).
           Logika Aristiteles ini menjadi landasan berpikir kebudayaan barat yang kini mendominasi peradaban manusia. Sekali menguasai prinsip ini, kita bisa berpikir jernihketika memahami persoalan di berbagai bidangmulai matematika, filsafat, sastra, sampai musik. 

Popular Posts

Blogroll

Blogger templates

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Social Profiles

TwitterFacebookGoogle PlusLinkedInEmail

Info

Lorem ipsum no has veniam elaboraret constituam, ne nibh posidonium vel.

Cari Blog Ini

Find Us On Facebook

Featured Video

Featured Video

About

   
WhatsApp Dp

Pages - Menu

Popular Posts