"Sebuah Konsorsium Para Filsuf Amatir"

Jumat, 22 September 2017

Taubat

“Jika badan yang kotor
kita bisa menyucikannya dengan air,
debu maupun tanah.
Tetapi, bagaimana jika hati “
yang kotor?

Mari tenggelam ke dalam diri (inner journey) sedikit mengoreksi sembari menata apakah diri ini sudah berbuat baik dan apakah diri ini steril dari dosa-dosa? Jika belum mari kita bersama-sama sedikit membenah prilaku kita.
Saya akan membuka wacana melalui dua analogi tentang cara memantulkan cahaya, dalam konteks ini adalah kebaikan. Analogi pertama, adalah menjadi cahaya semisal lilin. Menimbulkan cahaya dari dirinya dalam arti dirinya adalah penebar kebaikan seperti para Nabi dan para pewarisnya.
Sekiranya terlalu sulit, jangan berkecil hati mari kita beranjak ke analogi kedua, yakni sebagai cermin berfungsi sebagai pemantul cahaya, memantulkan nilai- nilai kebaikan dan kebajikan dari para guru kita.
Tetapi cermin ini sedikit memiliki problem, ketika cermin pudar akibat banyak debu masa lalu berbentuk dosa-dosa dan sejenisnya maka cahaya yang dipantulkan juga redup begitu juga dengan kebaikan jika hati kita kotor maka tidak jelas kebaikan yang kita perbuat. Begitu juga sebaliknya jika cerminnya bersih maka cahaya yang dipantulkan akan terang jua.
Akan tetapi, untuk menjadi insan yang lebih baik itu tidak mudah pasti ada godaan setan tidak perduli kita sudah beribadah selama 70 tahun maupun kita baru berniat menjadi anak soleh tetap setan akan setia untuk menggoda menurut salah satu redaksi dari kitab minhajul abidin.
Jauh dari pada itu perjalan menuju taubat 100 kali lebih berat dari pada menuju maksiat, you know why? Karena menuju taubat kita melawan arus (godaan setan) tidak seperti prilaku maksiat disana setan selalu memberi suport. Akan tetapi semua upaya "penggoda" akan muspra ketika kita meminta pertolongan kepada Allah dan bergabung serta bergubang dalam samudra cinta kasih dan ampunan-Nya. Karena jika kamu berjalan menuju Tuhan maka Ia akan berlari menujumu.
Jadi, cara menerangi kegelapan adalah, mula-mula, dengan tidak menjadi gelap melainkan menjadi cahaya, pun demikian untuk menolong orang yang jahat adalah dengan tidak menjadi orang yang jahat. Dan taubat adalah pintu utama untuk menyucikan hati. Sembari menggati perbuatan buruk dengan yang baik maka Allah akan menampakkan cahaya-cahaya berupa kebaikan.

“Tuhan lebih senang kepada orang yang bertaubat daripada orang yang tidak memiliki salah apa-apa”


Popular Posts

Blogroll

Blogger templates

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Social Profiles

TwitterFacebookGoogle PlusLinkedInEmail

Info

Lorem ipsum no has veniam elaboraret constituam, ne nibh posidonium vel.

Cari Blog Ini

Find Us On Facebook

Featured Video

Featured Video

About

   
WhatsApp Dp

Pages - Menu

Popular Posts