"Sebuah Konsorsium Para Filsuf Amatir"

Kamis, 21 September 2017

Menalaah Kata Afiyat

         

Mungkin kita sering, ketika ada salah seorang sahabat bertanya perihal kabar, menjawab bahwa kita dalam keadaan “shihah wal afiyah” (sehat dan afiyat). Secara umum para pembaca mungkin sudah maklum bahwa sehat berarti kecukupan fisik, tanpa ada yang tercederai, sakit ataupun kurang. Atau, kesimpulan yang lebih sederhana, sehat berarti tidak sakit. Itu saja!
Tapi bagaimana dengan “afiyat”? Ternyata ia memiliki makna yang variatif. Pemaknaan ini malah disebutkan langsung oleh Nabi Saw. Berikut beberapa makna "afiyat," sebagaimana disebutkan oleh Imam As Suyuthi dalam Al-Jami' Ash-Shaghir-nya:
Bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda, 'afiyat (kesehatan, keberkahan) mencakup sepuluh perkara, lima di dunia dan lima di akhirat.
Lima perkara di dunia: ilmu, ibadah, rezeki yang halal, Sabar ketika ditimpa musibah dan bersyukur atas nikmat.
Lima perkara di akhirat:
  1. Malaikat pencabut nyawa datang dengan penuh kasih sayang dan kelembutan
  2. Malaikat Munkar dan Nakir tak datang menakutkan kelak di dalam kubur, dan selamat dari ketakutan serta siksa yang amat dahsyat
  3. Dosa dan kesalahan dihapuskan, serta amal kebaikan diterima
  4. Dapat melewati jembatan (ash-shirath) seperti kilat menyambar
  5. Masuk surga dalam kedamaian
Nah, dengan demikian kompleks makna dari “afiyat” maka dapat disimpulkan bahwa kesehatan fisik tidak bisa dijadikan satu-satunya acuan dari kata ini. Lebih jauh, “afiyat” mengandung makna yang lebih tinggi dari itu, tambahan ilmu, kehalalan rizeki dan bahkan tingkatan kesabaran, dan lain-lain. yang menjadi tolak ukurnya.
Namun, apakah boleh mengatakan bahwa kita dalam keadaan “afiyat”? Mengingat ukuran dari kata “afiyat” kadang sulit kita ketahui, lebih-lebih lima perkara akhirat?
Tentu saja boleh mengatakan demikian, senyampang yang dimaksud dengan lima perkara akhirat dimaknai sebagai doa dan harapan. Sebab itu, kita mendahulukan kata “hamdalah” sebelum menegaskan bahwa kita “sehat dan afiyat.” Hal ini penting, mengingat persoalan ukhrawi bukanlah sesuatu yang bisa kita jangkau, baik secara pengetahuan ataupun kepastiannya. Namun, dengan rahmat dari Tuhan, mendapatkan kelima nikmat ukhrawi tersebut akan menjadi sesuatu yang mungkin.

Popular Posts

Blogroll

Blogger templates

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Social Profiles

TwitterFacebookGoogle PlusLinkedInEmail

Info

Lorem ipsum no has veniam elaboraret constituam, ne nibh posidonium vel.

Cari Blog Ini

Find Us On Facebook

Featured Video

Featured Video

About

   
WhatsApp Dp

Pages - Menu

Popular Posts