PARA PENJUDI
Oleh: Alexander B.
Jika di lihat dari sudut pandang beberapa agama berjudi merupakan perbuatan yang diluar garis agama.
Meskipun sebenarnya masih dalam koridor agama karena masih mendapat tanggapan dari agama sebagai sesuatu yang dilarang.
Pada dasarnya kita semua adalah penjudi.
Kita mempertaruhkan sesuatu untuk sesuatu yang lain.
Sebagai contoh kita mempertaruhkan waktu demi tujuan mendapat uang, jabatan, atau sekedar mendapatkan standing applause.
Karena sang pemberi kehidupan tidak memberikan vokal yang utuh sebagai alunan takdir, Dia justru memberikan nada SONATA-- alunan istrumental yang di isi oleh alat musik solo yang populer di abad 17 dan 18-- kemudian kita menafsirkan nada tersebut dalam rangkaian kalimat mesra yang berjudul "inilah jalan hidupku".
Jika Martin Heidegger mengatakan bahwa " manusia terlempar begitu saja ke dunia tanpa persetuannya".
maka saya mengatakan "manusia hadir di dunia karena dia mengejar apa yang dia setujui".
Selayaknya penjudi yang membawa rasa optimis ketika akan memasuki arena casino, jika gagal kembali lagi besok.
Karena masa depannya adalah misteri maka mereka perlu mencoba hidup dengan gaya fortissimo--berasal dari kata forte(bahasa italia) yang artinya nada paling keras-- sebagai trigger dengan tidak membiarkan sang waktu mentertawakan kerja kerasnya.
Tidak perlu takut kehilangan harapan, karena kita hanya kehilangan apa yang kita inginkan.
Layaknya seorang penjudi yang bertarung melawan nasib, berusaha berdiri di arus kehidupan.
Nah, ada penjudi yang memiliki gaya bertarung lebih keras, jika pada umumnya manusia akan mengikuti arus maka dia akan melawan arus. Tetapi, resiko yang ditanggung akan sangat rentang bisa di bilang 80:20 persen.
Dengan analogi seperti ini :
Jika seseorang ingin mengisi air pada sebuah botol maka kita harus memposisikan mulut botol pada arus yang berlawanan agar cepat terisi. Tetapi, ketika memegang botol haruslah dengan tenaga ekstra jika tidak maka akan hanyut, jika botolnya tidak kuat maka akan hancur.
Kemudian meskipun anda menolak untuk tidak mempertaruhkan apapun, anda akan tetap berada dalam episentrum yang mengharuskan anda menisbahkan diri untuk suatu hal.